Ubi jalar, tumbuhan yang mempunyai nama latin Ipomoea batatas ini berasal dari Amerika Selatan, berdasarkan adanya bukti arkeolog yang ditemukan, peta persebaran jenis liarnya dan variasi klon bentuk budidayanya. Ada 3 jalur persebaran dilihat dari bukti linguistik yaitu jalur ‘kumara’: dari bagian utara Amerika Selatan ke Polynesia bagian timur; jalur ” batatas”. introduksi ke Afrika dan Asia melalui Eropa dari perjalanan Columbus yang pertama; jalur “kamote” introduksi langsung dari Meksiko ke Filipina melalui Guam pada abad ke 16. Saat ini ubi jalar sudah menyebar ke daerah tropik, subtropik maupun daerah temperate, dibudidayakan sebagai tanaman pangan.
Ubi jalar cocok ditanam di bentangan garis Lintang Utara 48°N dan Lintang Selatan 40°S, dari dataran rendah pantai sampai ketinggian 3000 m dpl. Tumbuh pada suhu optimum sekitar 12°C sampai 35°. Jenis ini lebih menyukai sinar matahari, namun toleran terhadap naungan sampai 30-50 %. Jenis ini tumbuh dengan baik pada curah hujan 600-1600 mm selama masa pertumbuhannya. Musim kering lebih disukai untuk pembentukan umbinya. Kelembaban tanah 60-70 % diperlukan untuk pertumbuhan awal, pertengahan 70-80 % dan akhir pertumbuhan memerlukan kelembaban 60 %. Jenis ini cenderung toleransi terhadap kekeringan, namun kekeringan panjang akan mengganggu pembentukan umbi. Tanaman ini dapat hidup pada tipe tanah bervariasi, namun tanah dengan drainase baik, tipe tanah lempung berpasir sangat disukai, dengan pH tanah optimum 5.6-6.6, dapat tumbuh juga pada pH tanah rendah seperti 4.2.
Ubi jalar cocok ditanam di bentangan garis Lintang Utara 48°N dan Lintang Selatan 40°S, dari dataran rendah pantai sampai ketinggian 3000 m dpl. Tumbuh pada suhu optimum sekitar 12°C sampai 35°. Jenis ini lebih menyukai sinar matahari, namun toleran terhadap naungan sampai 30-50 %. Jenis ini tumbuh dengan baik pada curah hujan 600-1600 mm selama masa pertumbuhannya. Musim kering lebih disukai untuk pembentukan umbinya. Kelembaban tanah 60-70 % diperlukan untuk pertumbuhan awal, pertengahan 70-80 % dan akhir pertumbuhan memerlukan kelembaban 60 %. Jenis ini cenderung toleransi terhadap kekeringan, namun kekeringan panjang akan mengganggu pembentukan umbi. Tanaman ini dapat hidup pada tipe tanah bervariasi, namun tanah dengan drainase baik, tipe tanah lempung berpasir sangat disukai, dengan pH tanah optimum 5.6-6.6, dapat tumbuh juga pada pH tanah rendah seperti 4.2.
Ubi jalar banyak dijumpai di berbagai wilayah di Indonesia. Bahan makanan yang kurang begitu populer ini sebenarnya menyimpan berbagai macam vitamin dan mineral di dalamnya, juga memiliki khasiat untuk melawan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Tumbuhan ini kini dilirik sebagai alternatif penyembuhan penyakit Demam Berdarah. Masyarakat Filipina juga secara turun temurun telah menggunakan herbal daun ubi jalar yang biasa mereka sebut camote ini untuk mengobati demam berdarah dengue.
Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit berbahaya yang kerap menyerang masyarakat di Indonesia. DBD diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue. Nyamuk rumahan itu biasanya menyerang pada siang hari. Virus dengue yang ditularkan oleh Aedes aegypti masuk ke tubuh manusia menyerang monosit, salah satu tipe sel darah putih yang berperan membangun kekebalan tubuh. Akibatnya kadar trombosit dalam darah akan berkurang. Jika jumlah trombosit berkurang, akan menyebabkan terjadinya pendarahan, bahkan kematian. Penderita pun mengalami syok dan bila tidak segera ditangani, akan menyebabkan kematian.
Kandungan polifenol dalam daun ubi jalar inilah yang berperan sebagai antioksidan untuk memperbaiki sistem imun atau kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang terdongkrak akhirnya mampu melawan virus yang menyerang tubuh.
Hasil riset Dr Shahidul Islam, peneliti dari Universitas Arkansas, Amerika Serikat, menunjukkan setiap 100 gram daun ubi jalar segar kultivar suioh mengandung 117 mg kalsium, 1,8 mg besi, 3,5 mg karoten. Selain itu juga mengandung 7,2 mg vitamin C, 1,6 mg vitamin E, dan 0,5 mg vitamin K, vitamin B, betakaroten, serta protein. Hasil riset itu membuktikan bahwa daun ubijalar kaya akan kandungan 15 antosianin dan 6 jenis polifenol dan asam fenolik. Asam fenolik yang terkandung seperti dicaffeoilqynat, asam dicaffeoilquinat, mokodaffeoilquinat, dan kaffeat. Kandungan antosianin dan polifenol dalam ubi jalar berguna sebagai antioksidan yang baik, anti peradangan, anti kanker dan jantung.
Kandungan polifenol dalam daun ubi jalar inilah yang berperan sebagai antioksidan untuk memperbaiki sistem imun atau kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang terdongkrak akhirnya mampu melawan virus yang menyerang tubuh.
Hasil riset Dr Shahidul Islam, peneliti dari Universitas Arkansas, Amerika Serikat, menunjukkan setiap 100 gram daun ubi jalar segar kultivar suioh mengandung 117 mg kalsium, 1,8 mg besi, 3,5 mg karoten. Selain itu juga mengandung 7,2 mg vitamin C, 1,6 mg vitamin E, dan 0,5 mg vitamin K, vitamin B, betakaroten, serta protein. Hasil riset itu membuktikan bahwa daun ubijalar kaya akan kandungan 15 antosianin dan 6 jenis polifenol dan asam fenolik. Asam fenolik yang terkandung seperti dicaffeoilqynat, asam dicaffeoilquinat, mokodaffeoilquinat, dan kaffeat. Kandungan antosianin dan polifenol dalam ubi jalar berguna sebagai antioksidan yang baik, anti peradangan, anti kanker dan jantung.
CARA MERAMU OBAT ULAR BAGI PENDERITA DBD
Obat ini sangat praktis. Petik 20 daun ubi jalar dengan tangkai setara 200 – 250 gr, pilih daun yang tidak terlalu tua dan tak terlalu muda (sekitar 4 – 5 daun dari pucuk).
Cuci hingga bersih daun Ular yang telah dipetik, Setelah dibersihkan rebus dalam satu liter air dengan api kecil hingga mendidih (kira-kira 20 menit).
setelah mendidih, matikan kompor dan diamkan hingga hangat baru dituang ketempat yang telah disediakan, Sebanyak 800 – 900 mililiter air rebusan daun tersebut kemudian disaring dan diminum. Dosis sekali minum 200 ml dengan frekuensi 5 kali semalam.
Selain dimanfaatkan daunnya sebagai herbal, ubi jalar juga merupakan sumber utama karbohidrat yang baik untuk penderita diabetes, karena kandungan gulanya yang sederhana. Ubi jalar merah juga sangat kaya akan pro vitamin A atau retinol. Dalam 100 gr ubi jalar merah terkandung 2310 mcg (setara dengan satu tablet vitamin A). Bahkan dibandingkan bayam dan kangkung, kandungan vitamin A ubi jalar merah masih setingkat lebih tinggi. Keistimewaan ubi ini juga terletak pada kandungan seratnya yang sangat tinggi. Bagus untuk mencegah kanker saluran pencernaan dan mengikat zat karsinogen penyebab kanker di dalam tubuh.
Berdasarkan penelitian Marsono, dkk pada 2002, ubi jalar sebagai sumber karbohidrat memiliki indeks glikemik yang rendah (54) dan rata-rata untuk lima kali penelitian berkisar 54-68. Nilai indeks glikemik (IG) kecil dari 55 termasuk kelompok yang rendah, IG 55-70 (sedang), dan lebih dari 70 (IG tinggi, sehingga ubi jalar termasuk rendah dan sedang.
IG berhubungan dengan efeknya terhadap gula darah. Pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan cepat memiliki IG tinggi. Sedangkan pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan lambat memiliki IG rendah.
Berdasarkan penelitian Marsono, dkk pada 2002, ubi jalar sebagai sumber karbohidrat memiliki indeks glikemik yang rendah (54) dan rata-rata untuk lima kali penelitian berkisar 54-68. Nilai indeks glikemik (IG) kecil dari 55 termasuk kelompok yang rendah, IG 55-70 (sedang), dan lebih dari 70 (IG tinggi, sehingga ubi jalar termasuk rendah dan sedang.
IG berhubungan dengan efeknya terhadap gula darah. Pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan cepat memiliki IG tinggi. Sedangkan pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan lambat memiliki IG rendah.
Berdasarkan sumber dari Ludvik, dkk, Diabetes Care 2004, didapatkan bahwa pada penderita diabetes tipe 2 yang mengonsumsi ubi jalar selama tiga bulan, hasilnya mulai terlihat setelah bulan pertama yang terdapat penurunan gula darah dan terus turun sampai pada bulan ketiga.
Kandungan gizi ubi jalar yang memiliki IG rendah itu, juga bermanfaat bagi penderita obesitas, karena mengenyangkan dalam waktu lama dan membantu membakar lebih banyak lemak tubuh dan lebih sedikit massa otot.
Kandungan gizi ubi jalar yang memiliki IG rendah itu, juga bermanfaat bagi penderita obesitas, karena mengenyangkan dalam waktu lama dan membantu membakar lebih banyak lemak tubuh dan lebih sedikit massa otot.
Selain itu, ubi jalar juga dapat menstabilkan gula darah. Kandungan serat yang berfungsi sebagai komponen non-gizi juga bermanfaat bagi keseimbangan flora usus dan prebiotik.
Zat gizi pada ubi jalar banyak mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan), dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa). Dalam 100 gr ubi jalar terdapat 76 kalori yang terdiri dari karbohidrat 17,6 g, protein, 1,57 g, lemak, 0,05 g, serat 3 g, kalsium 30 mg, zat besi 0,61 mg, magnesium 25 mg, seng 0,30 mg, selenium 0,6 mcg, kalium 337 mg, Vitamin C 22,7 mg Vit E, B-6 dan K serta tidak mengandung kolesterol.
Zat gizi pada ubi jalar banyak mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan), dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa). Dalam 100 gr ubi jalar terdapat 76 kalori yang terdiri dari karbohidrat 17,6 g, protein, 1,57 g, lemak, 0,05 g, serat 3 g, kalsium 30 mg, zat besi 0,61 mg, magnesium 25 mg, seng 0,30 mg, selenium 0,6 mcg, kalium 337 mg, Vitamin C 22,7 mg Vit E, B-6 dan K serta tidak mengandung kolesterol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar