Rabu, 08 Agustus 2012

Hikmah Ramadhan


Hidup ini ibarat sebuah perjalanan. Dimana roda-roda kehidupan akan terus berputar dan menggelinding, yang lalu takkan pernah kembali bahkan detik ini pun sudah pasti akan menginggalkan kita saat detik berikutnya telah datang. “Hiduplah engkau didunia ini seperti orang asing atau seorang yang melintas sebuah perjalanan”begitulah Rasul mengibaratkan perjalanan hidup ini.
           Bila hidup adalah perjalanan yang panjang maka butuh waktu diri ini untuk singgah. Melepas letih setelah perjalanan, dan menunaikan hak tubuh untuk istirahat. Ada banyak hal yang dapat dilakukan saat singgah untuk istirahat itu. Pada saat inilah sangmusafir menyusun rencana dan strategi baru, melakukan muhasabah atas perjalanan yang telah dilewati, mengumpulkan spirit dan semangat yang mungkin telah berkurang, menata diri untuk lebih siap dan tahan banting menghadapi situasi dan kondisi yang mungkin tak terduga. Itulah sebab kenapa seorang yang banyak melakukan dan merasakan asam garam perjalanan, biasanya lebih dapat bertahan dalam menghadapi kondisi hidup yang sangat sulit sekalipun.
            Pun demikian ibadah, perjalanan setahun setelah ramadhan akan banyak mengalami/menemui berbagai situasi. Ibadah yang berkualitas adalah ibadah yang tidak hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja namun ibadah yang berkualitas itu ibadah yang dapat menyentuh makna ruhaniyah dikandungnya hingga tercermin melalui sikap dan perbuatan sehari-hari. Nah ramadhan ini adalah waktu yang pas sebagai persinggahan, persinggahan yang sangat dinantikan oleh setiap muslim, pecandu dan penikmat ibadah, perindu malam-malam munajat, yang melahirkan kerinduan yang tak terhingga akan nikmat surga Ilahi serta menghadirkan rasa takut akan adzab dan siksa neraka. Hari-harinya diisi dengan shiyam, mengekang gejolak syahwat perut dan hasrat seksual manusiawi, menahan dahaga walaupun terik matahari siang begitu melelahkan. Malam-malamnya tak kala syahdu, lantunan-lantunan kalam Ilahi menggetarkan jagad raya lewat tilawah dan qiyam, do’a mengalir laksana air mengalir tak henti memohon kebaikan duniawi dan ukhrowi. Inilah bulan yang tidurnya adalah ibadah dan nafasnya sebagai tasbih.
            Di persinggahan ini kita diajak membuka mata dan hati, melihat di sekeliling kita, ternyata kita hidup tidak sendiri.  Begitu banyak saudara-saudara kita yang perlu untuk dibantu dan ditolong untuk memaknai hidup agar lebih berarti. Persinggahan ini juga mengajarkan kepada kita bahwa kita harus berubah ke arah yang lebih baik. Perubahan itu begitu jelas nyata di persinggahan ini, semuanya tiba-tiba berubah. Pola makan dan minum, gaya hidup, bahkan kwalitas ketaatan kepada Allah juga mengalami perubahan yang sangat signifikan.  Pola hidup yang serba glamour dapat dirubah menjadi hidup lebih sederhana, sifat ketamakan dan kerakusan dapat dirubah menjadi kesyukuran dengan sifat qona’ah (merasa cukup dengan apa yang diberikan oleh Allah). Sifat keangkuhan dapat dirubah dengan sifat tawadhu’ dan rendah diri. Jauh dari tuntunan agama dapat dirubah menjadi ketaatan walaupun setahap demi setahap.
            Semoga dengan diijinkannya kita oleh Allah berada dipersinggahan ini, kita bisa menjadi pribadi yang senantiasa meningkatkan imaniyah kita hingga hari kemenangan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar