Seperti yang diajarkan oleh para pendahulu kita, bahwa kebangsaan itu timbul karena memiliki kehendak untuk bersatu, dan didorong oleh rasa kesamaan nasib dan kesamaan tujuan, yang kemudian menimbulkan semangat persatuan dan kesatuan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa.
Sebagai Bangsa Indonesia yang terdiri dari sebagai suku-suku bangsa budaya dan agama, hidup dalam suatu negara dengan lingkungan kelautan, maka Bangsa Indonesia memerlukan ciri-ciri bahari sebagai nilai-nilai kebangsaan dan wawasannya. Dengan kata lain, karakter kebangsaan Indonesia haruslah berciri Nasionalisme “Bahari”.
Namun sayangnya, sampai sekarang ini setelah lebih dari 64 tahun merdeka, karakter bangsa Indonesia tidak lagi menggambarkan karakter suatu bangsa bahari seperti yang ditunjukkan dalam masa kejayaan Sriwijaya – Mojopahit. Bahkan, bagi sebagian besar masyarakat, laut merupakan tempat yang “angker” dan “tidak menyenangkan”.
Masyarakat lebih banyak mendengar mitos-mitos, misteri, dan cerita menakutkan dari laut ketimbang kisah-kisah hebat dan membanggakan. Cerita tentang Hang Tuah tidak bisa menjadi icon seperti yang tumbuh di negara lain seperti Sinbad atau Popeye.
Kelemahan karakter inilah yang membuat tidak mampu memanfaatkan hasil laut dengan optimal, di mana kebijakan pembangunan nasional juga sulit berpaling dari orientasi kontinental. Dan, apabila hal ini tetap dibiarkan, maka mengakibatkan Bangsa Indonesia hanya bisa menonton tanpa bisa berbuat apa-apa saat bangsa lain datang dan menjarah kekayaan lautnya. Kelemahan itu membuat Indonesia menjadi bangsa yang kurang berani dan kurang teguh.
Bangsa yang memiliki karakter bahari tidak mesti diartikan sebagai bangsa yang sebagian besar bermata-pencaharian sebagai nelayan atau pelaut. Bangsa bahari adalah bangsa yang sadar bahwa hidup dan masa depannya bergantung pada lautan serta memanfaatkan laut dengan sebaik-baiknya.
Bangsa berkarakter bahari adalah bangsa yang nasionalismenya mampu menyatu bagaikan air, tanpa mengenal identitas kelompok; serta mempunyai keimanan yang teguh dan kokoh bagaikan tegaknya karang di laut, yang tidak tergoyahkan oleh hempasan ombak dan gelombang.
Bangsa yang demikian pada waktunya akan menghasilkan pemimpin dan negarawan berani, yang akan menjalankan kegiatan pemerintahan berorientasi kepada kelautan, giat membangun, dan memelihara pelabuhan-pelabuhan yang mampu menerima semua jenis kapal dan muatannya serta membuat regulasi yang menarik bagi para operator perkapalan dan perdagangan manca negara. Bangsa yang demikian dipenuhi pedagang-pedagang bervisi ekonomi ekspor atau inter-insuler. Bangsa yang demikian memiliki petani yang sadar hasil tanamnya mampu bersaing di negeri seberang yang dapat dijangkau dengan kapal-kapal.
Singkatnya, suatu bangsa berkarakter dalam menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, maka kesibukannya di laut mampu menandingi gelombang samudera. ( from, Tian kids Blog )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar